Senin, 06 April 2020

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR

DZUL ISTIQOMAH HASYIM

Setelah bayi lahir, normalnya bayi akan langsung bernapas dengan udara. Ini merupakan waktu bernapas pertamanya, karena saat di dalam rahim bayi tidak bernapas dengan udara. Perbedaan lingkungan ketika di dalam rahim dengan setelah lahir membuat bayi spontan bernapas dengan udara. Namun, beberapa bayi mungkin membutuhkan sedikit bantuan untuk bisa bernapas setelah lahir. Bantuan ini dikenal dengan resusitasi bayi. Apa itu?

Apa itu resusitasi bayi?

Oksigen penting untuk setiap sel dalam tubuh. Tanpa oksigen, sel-sel dalam tubuh bisa mati. Bayi dalam rahim pun membutuhkan oksigen, yang diambilnya dari aliran darah dari ibu ke bayi melalui plasenta. Namun, setelah bayi lahir, plasenta akan dipotong sehingga  pasokan oksigen ke bayi akan terhenti. Bayi pun kemudian akan mengambil oksigen dari udara (bernapas).
Beberapa bayi mungkin membutuhkan pertolongan untuk bernapas dengan normal. Tidak semua bayi mungkin bisa mengambil napas dari udara setelah lahir secara spontan.
Pada saat ini, dibutuhkanresusitasi pada bayi yang baru lahir. Resusitasi adalah bantuan yang diberikan setelah bayi lahir agar bayi bisa bernapas. Bayi yang setelah lahir tidak kunjung bisa bernapas, jika dibiarkan akan mengalami kekurangan oksigen, di mana dapat mengarah ke kematian bayi. Tujuan resusitasi bayi baru lahir juga termasuk mencegah angka kematian dan kesakitan bayi terkait cedera otak, jantung, dan ginjal, serta untuk membantu bayi bernapas normal dan memperkuat curah jantung.

Siapa yang membutuhkan resusitas bayi?

Tidak ada tanda yang dapat menunjukkan mana bayi yang membutuhkan resusitasi setelah lahir dan mana yang tidak. Sehingga, pada setiap kelahiran bayi, resusitasi harus dipersiapkan. Namun, risiko masalah pernapasan (bayi membutuhkan resusitasi) dapat terjadi pada bayi yang prematur, lahir setelah menjalani persalinan yang lama, dan lahir dari ibu yang menerima sedasi (pemberian obat untuk menenangkan) selama tahap akhir persalinan.
Bayi baru lahir yang membutuhkan resusitasi umumnya dinilai dengan empat kondisi berikut ini:
  • Apakah bayi lahir pada usia kandungan cukup bulan?
  • Apakah cairan ketuban bersih dari mekonium dan tanda infeksi?
  • Apakah bayi bernapas atau menangis sesaat setelah lahir?
  • Apakah bayi memiliki kerja otot yang baik?
Jika jawaban dari keempat pertanyaan tersebut adalah ‘tidak’, maka bayi membutuhkan resusitasi.

Bagaimana cara melakukan resusitasi bayi?

Resusitasi dilakukan sesuai dengan kondisi bayi. Terdapat empat tindakan yang bisa dilakukan secara berurutan selama resusitasi bayi. Bayi mungkin hanya perlu menerima satu atau lebih dari empat tindakan ini. Pengambilan keputusan untuk maju melakukan setiap tindakan di bawah ini ditentukan oleh penilaian dari tiga tanda vital, yaitu pernapasan, detak jantung, dan warna kulit bayi.

Langkah awal

Hal ini dilakukan dengan cara mengeringkan bayi dan memberikan kehangatan pada bayi. Setelah itu, posisikan bayi dengan baik menghadap ke atas. Posisikan kepala bayi sedikit ke atas untuk membantu membuka jalan napas.
Letakkan lipatan kain (jangan terlalu tebal atau tipis) di bawah bahu bayi untuk mempertahankan posisi ini. Setelah itu, bersihkan saluran napas bayi jika diperlukan, termasuk melakukan pengisapan di mulut dan kemudian di hidung untuk menghilangkan mekonium. Pengisapan ini dilakukan dengan tabung isap yang dilewatkan di mulut dan kemudian hidung.
Selanjutnya, rangsang bayi untuk bernapas. Hal ini bisa dilakukan dengan cara menyentil atau menepuk telapak kaki bayi, serta menggosok dengan lembut punggung, kaki, dan tangan bayi. Nilai pernapasan, detak jantung, dan gerakan otot bayi setiap selesai melakukan tindakan tersebut. Jika bayi belum bernapas, lakukan tindakan selanjutnya.

Ventilasi

Merupakan tindakan untuk memasukkan sejumlah udara ke paru-paru bayi dengan tekanan positif agar bayi bisa bernapas. Tindakan ini dilakukan dengan cara memasang sungkup dengan ukuran yang sesuai di wajah bayi sampai menutupi dagu, mulut, dan hidung bayi.
Jaga posisi kepala bayi dan remas kantung yang ada pada sungkup, sehingga udara masuk ke paru-paru bayi menyebabkan dada bayi agak naik. Jika dada bayi naik setelah dilakukan 2-3 kali ventilasi, artinya tekanan ventilasi mungkin cukup diberikan pada bayi. Lanjutkan pemberian ventilasi 40 kali per menit sampai bayi menangis atau bernapas.
Namun, jika dada bayi tidak naik, mungkin ada masalah, seperti saluran napas bayi tersumbat, pemasangan sungkup tidak benar, tekanan kurang kuat, posisi bayi tidak benar, dan lainnya.

Memberi tekanan di dada bayi

Hal ini dilakukan untuk sementara meningkatkan sirkulasi dan pengiriman oksigen ke organ-organ penting bayi. Tekanan dada atau pijat jantung diberikan disertai dengan ventilasi, untuk memastikan agar sirkulasi darah yang beredar dalam tubuh bayi cukup mendapatkan oksigen.
Setelah penekanan dada dilakukan 30-45 detik, nilai detak jantung bayi. Jika detak jantung bayi kurang dari 60 kali per menit penekanan dada harus dilanjutkan (setelah pemberian suntikan epinefrin).

Pemberian epinefrin

Pemberian obat-obatan ini dilakukan selama resusitasi ketika ventilasi dan penekanan dada tidak bekerja lebih dari 45 detik sampai 1 menit, detak jantung bayi tetap kurang dari 60 kali per menit dan tidak ada peningkatan.
Alur Resusitasi digambarkan pada bagan berikut ini :
Bagan Resusitasi 1a : https://drive.google.com/file/d/1wfkjHtzKVgeyVLDjqGHrL6vpLFo1u0fB/view?usp=sharing
Bagan Resusitasi 1b: https://drive.google.com/file/d/1ML77AB2-5zDDkhPDKfXHLAqFm-MrzRfV/view?usp=sharing
Bagan Resusitasi 1c: https://drive.google.com/file/d/148h7VuGcYOwVrTnHZZjFsn4DfyvrmhJX/view?usp=sharing
Bagan Resusitasi 1d : https://drive.google.com/file/d/1_19tslTB7YmQl3HyXGiHLI_FuRW3I7OH/view?usp=sharing
Bagan Resusitasi 1e : https://drive.google.com/file/d/1NDg7y3-iE2TXBYYxFddF1Pi2Olcge2bG/view?usp=sharing
Power Point : https://drive.google.com/file/d/1fxZzBPPhmAORmfwSyOeTdsGyj0h2iZsU/view?usp=sharing

48 komentar:

  1. Nama Devi ayuningtias
    Nim 154012018009
    Hadir

    BalasHapus
  2. Nila sari hadir buk🖤

    BalasHapus
  3. Nama : Ana zuli mutiara
    Nim :154012018002
    Hadir bu

    BalasHapus
  4. Laila Nuzuliya
    154012018019
    HADIR ♥️♥️

    BalasHapus
  5. Nama:putri leli
    Nim:154012018031
    HADIr

    BalasHapus
  6. Assalamualaikum ibu salsadea hadir buk

    BalasHapus
  7. Muslimah
    154012018024
    Hadirr bu

    BalasHapus
  8. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  9. Asalamualaikum sayaa iin syahrun putri bida tingkat dua bu ijin bertanyaa bu bagaimana dengan bbl yang sudah dilakukan resusitas
    kemudian bayi itu ditanyakan meninggal lalu bbrapa menit kmudia bayi itu ditanyakan hidup lagi itu penyebab nyaa apa yaa bu dan knp bisa terjadi
    Mohon jawabannya bu
    Terima kasih ibu,wasalamualaikum

    BalasHapus
  10. CHOLIFATUL HIDAYAH
    154012018007
    HADIR BU

    BalasHapus
  11. Nia Tania
    154012018026
    Hadir ibu

    BalasHapus
  12. Shefira nur ramadhani
    154012018038
    Hadir bu

    BalasHapus
  13. Dini Anggraini
    154012018011
    Hadir bu

    BalasHapus
  14. Ara Fantika
    154012018005
    hadir ibu

    BalasHapus
  15. Nama tiara dita amelia puti
    Nim 154012018043

    BalasHapus
  16. Nanda Rahmatun Nisa
    154012018025
    Hadirrbu

    BalasHapus
  17. Nama : Tiur wandari
    Nim : 154012018044

    BalasHapus
  18. lilis Aa ningsih
    154012018021
    hadir bu

    BalasHapus
  19. Layli uswatun hasanah
    154012018020
    Hadir

    BalasHapus
  20. Asalamualaikum bu tiara izin bertanya mengenai materi resusitasi ini bagaimana cara kita untuk menilai bahwa tindakan resusitasi yang sudah kita berikan susah sesuai (ada kemajuan) lalu hal apa saja yang perlu diperhatikan pada saat melakukan tindakan resusitasi agar resusitasi yang kita berikan bisa berhasil ? terimakasih ibu mohon dijelaskan

    BalasHapus
  21. Assalamualailum bu nia izin bertanya
    Apakah ada kemungkinan bayi yang sudah dilakukan tindakan resusitasi dapat tidak tertolong bu? Dan disebabkan oleh apa bayi tersebut tidak tertolong bu? Te

    BalasHapus