Selasa, 17 Maret 2020

CARA PEMBERIAN OBAT PARENTERAL & GOLONGANNYA




dzul istiqomah hasyim


PENGERTIAN INJEKSI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.

Pemberian injeksi merupakan prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
TUJUAN INJEKSI
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan (absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

MACAM-MACAM INJEKSI
  1. INJEKSI INTRAMUSKULAR (IM)


Injeksi intra muscular adalah injeksi yang dilakukan pada jaringan otot. Rute intramuscular (IM) memungkinkan absorpsi obat yang lebih cepat daripada rute SC karena pembuluh darah lebih banyak terdapat di otot. Bahaya kerusakan jaringan berkurang ketika obat memasuki otot yang dalam, tetapi bila tidak hati-hati, ada risiko menginjeksi obat langsung ke pembuluh darah.
Tempat injeksi IM yaitu:
a. Otot Vastus Lateralis
Otot vastus lateraluis yang tebal dan berkembang baik adalah tempat injeksi yang dipilih untuk dewasa, anak-anak, dan bayi.
b. Otot Ventrogluteal
c. Otot Dorsogluteus
Otot dorsogluteus merupakan tempat yang biasa digunakan untuk injeksi IM. Pada klien yang jaringannya kendur, tempat injeksi sulit ditemukan. Daerah dorsogluteus berada di bagian atas luar kuadran atas luar bokong, kira-kira 5-8 cm di bawah Krista iliaka. Perawat dapat menggunakan injeksi dorsogluteus pada orang dewasa dan anak-anak (sekurang-kurangnya berusia 3 tahun) yang otot gluteusnya sudah berkembang.
d. Otot Deltoid
Pada beberapa orang dewasa, bayi dan kebanyakan anak, otot deltoid belum berkembang baik. Perawat jarang menggunakan daerah deltoideus, kecuali tempat injeksi lain tidak dapat di akses karena ada balutan, gips, atau obstruksi lain. Tempat injeksi terletak tiga jari di bawah prosesus akromion.

  1. INJEKSI INTRAVENA (IV)

Injeksi dalam pembuluh darah menghasilkan efek tercepat dalam waktu 18 detik, yaitu waktu satu peredaran darah, obat sudah tersebar ke seluruh jaringan. Tetapi, lama kerja obat biasanya hanya singkat. Cara ini digunakan untuk mencapai penakaran yang tepat dan dapat dipercaya, atau efek yang sangat cepat dan kuat. Tidak untuk obat yang tak larut dalam air atau menimbulkan endapan dengan protein atau butiran darah.
Bahaya injeksi intravena adalah dapat mengakibatkan terganggunya zat-zat koloid darah dengan reaksi hebat, karena dengan cara ini “benda asing” langsung dimasukkan ke dalam sirkulasi, misalnya tekanan darah mendadak turun dan timbulnya shock. Bahaya ini lebih besar bila injeksi dilakukan terlalu cepat, sehingga kadar obat setempat dalam darah meningkat terlalu pesat. Oleh karena itu, setiap injeksi i.v sebaiknya dilakukan amat perlahan, antara 50-70 detik lamanya.

3. INJEKSI SUBKUTAN (SC)




Injeksi subkutan (SC) dilakukan dengan menempatkan obat ke dalam jaringan ikat longgar di bawah dermis. Karena jaringan SC tidak dialiri darah sebanyak darah yang mengaliri otot, absorpsi di jaringan subkutan sedikit lebih lambat daripada absorpsi pada injeksi IM. Namun, obat diabsorpsi secara lengkap jika status sirkulasi normal. Karena jaringan subkutan tersusun atas reseptor nyeri, klien dapat mengalami rasa tidak nyaman.
Tempat terbaik untuk injeksi subkutan meliputi area vaskular di sekitar bagian luar lengan atas, abdomen dari batas bawah kosta sampai Krista iliaka, dan bagian anterior paha. Area ini dapat dengan mudah diakses, khususnya pada klien diabetes yang melakukan injeksi insulin secara mandiri. Tempat yang paling direkomendasikan untuk injeksi heparin ialah abdomen. Tempat yang lain meliputi daerah skapula di punggung atas dan daerah ventral atas atau gluteus dorsal. Tempat injeksi yang dipilih harus bebas dari infeksi, lesi kulit, jaringan parut, tonjolan tulang, dan otot atau saraf besar di bawahnya. Klien penderita diabetes secara teratur merotasi tempat injeksi setiap hari untuk mencegah hipertrofi (penebalan) kulit dan lipodistrofi (atrofi jaringan). Tempat injeksi tidak boleh digunakan lebih dari setiap enam-tujuh minggu.
Obat yang diberikan melalui rute SC hanya obat dosis kecil yang larut dalam air (0.5-1 ml). Jaringan SC sensitif terhadap larutan yang mengiritasi dan obat dalam volume besar. Kumpulan obat dalam jaringan dapat menimbulkan abses steril yang tampak seperti gumpalan yang mengeras dan nyeri di bawah kulit.
Prinsip injeksi subkutan :
  • bukan pada area yang nyeri, merah, dan pruritis tau edema
  • area kulit yang akan diinjeksi diregangkan
  • sudut 45°
  • aspirasi tidak boleh ada darah
4. INJEKSI INTRAKUTAN (IC)


Memasukan obat kedalam jaringan kulit, intracutan biasa digunakan untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan.

SUMBER:
  1. Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan volume 1. Jakarta: EGC.

Silahkan mendownload power point dan pelajari pada link berikut ini https://drive.google.com/file/d/1vK6rl6LzfEASLTEE9vNMUEiUfQ2nJEep/view?usp=sharing

untuk daftar tilik dapat di download pada link berikut https://drive.google.com/file/d/1VO944GgmUPALRwZ94B0DDDhOrlKFhTyI/view?usp=sharing

0 komentar:

Posting Komentar