Kamis, 21 Februari 2019
Home »
» HIPOTERMIA NEONATUS
HIPOTERMIA NEONATUS
PENGERTIAN
Hipotermia adalah suatu keadaan ketika bayi diletakkan di lingkungan yang lebih dingin dari suhu lingkungan netralnya, dan ketika bayi menggigil dapat meningkatkan penggunaan oksigen dan penggunaan glukosa untuk proses fisiologis (Ladewig, 2006, p.184).
Hipotermia adalah gangguan medis yang terjadi di dalam tubuh, sehingga mengakibatkan penurunan suhu karena tubuh tidak mampu memproduksi panas untuk menggantikan panas tubuh yang hilang dengan cepat. Kehilangan panas karena pengaruh dari luar seperti air, angin, dan pengaruh dari dalam seperti kondisi fisik (Lestari, 2010, p.2).
KLASIFIKASI
1) Hipotermia ringan, suhu <36,5oC
2) Hipotermia sedang, suhu antara 32oC-36oC
3) Hipotermia berat, suhu kurang dari 32oC
GEJALA
Gejala dan tanda hipotermia :
1) Gejala hipotermia bayi baru lahir: Bayi tidak mau menetek, bayi lesu, tubuh bayi teraba dingin, denyut jantung bayi menurun dan kulit tubuh bayi mengeras.
2) Tanda-tanda hipotermia:
a) Hipotermia sedang: Aktivitas berkurang, tangisan melemah, kulit berwarna tidak rata (cutis marmorata), kemampuan menghisap lemah dan kaki teraba dingin.
b) Hipotermia berat: sama dengan hipotermia sedang, bibir dan kuku kebiruan, pernafasan tidak teratur, bunyi jantung lambat, selanjutnya timbul hipoglikemi dan asidosis metabolik.
ETIOLOGI
Faktor penyebab Penyebab utama terjadinya hipotermia, karena kurangnya pengetahuan tentang mekanisme kehilangan panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin. Dan resiko untuk terjadinya hipotermia dikarenakan perawatan yang kurang tepat setelah bayi lahir, bayi dipisahkan dari ibunya segera setelah lahir, berat badan bayi yang kurang dan memandikan bayi segera setelah lahir. Dan faktor pencetus terhadap timbulnya hipotermia adalah faktor lingkungan, syok, infeksi, KEP (Kekurangan Energi Protein), gangguan endokrin metabolik, cuaca, dan obat-obatan (Wiwik, 2010, p.4).
Mekanisme kehilangan panas Bayi baru lahir tidak dapat mengatur suhu tubuhnya, dan dapat dengan cepat kehilangan panas apabila tidak segera dicegah. Bayi yang mengalami hipotermia beresiko mengalami kematian. Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir terjadi melalui:
Mekanisme Kehilangan Panas
1) Radiasi adalah kehilangan panas yang terjadi pada saat bayi ditempatkan dekat benda yang mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, contohnya bayi ditempatkan dekat jendela yang terbuka
2) Konduksi adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan permukaan yang dingin, contohnya bayi diletakkan di atas timbangan atau tempat tidur bayi tanpa alas
3) Konveksi adalah kehilangan panas yang terjadi pada bayi saat bayi terpapar dengan udara sekitar yang lebih dingin, contohnya angin dari kipas angin, penyejuk ruangan tempat bersalin 11
4) Evaporasi adalah kehilangan panas karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh setelah bayi lahir karena tubuh tidak segera dikeringkan.
PENATALAKSANAN
Penatalaksanaan Hipotermia pada bayi baru lahir:
Untuk mengatasi bayi yang mengalami hipotermia adalah dengan membersihkan cairan yang menempel pada tubuh bayi seperti daran dan air ketuban, membungkus bayi dengan selimut yang telah dihangatkan dan meletakkannya di dalam inkubator, kemudian pindahkan bayi menempel pada dada ibu, atau sering disebut sebagai metode kanguru (Ladewig, 2006, p.185).
Apabila kondisi ibu tidak memungkinkan, karena ibu masih lemas pasca bersalin, segera keringkan bayi dan membungkus bayi dengan kain yang hangat, meletakkan bayi dekat dengan ibu, dan memastikan ruangan bayi cukup hangat (Wiwik, 2010, p.5) 13 i.
Cara mempertahankan kehangatan pada bayi Berikut adalah cara mempertahankan kehangatan tubuh bayi (Yaniedu, 2011, p.2):
1) Mengeringkan bayi dengan seksama, selimuti tubuh bayi, dan tutup kepala bayi
2) Menganjurkan ibu untuk memeluk bayi dan menyusui bayi
3) Sebaiknya menimbang bayi, apabila sudah mengenakan baju, dan menunda memandikan bayi 6 jam pasca lahir
4) Menempatkan bayi di ruangan yang bersih dan hangat
Cara mengukur suhu tubuh Cara mengukur suhu tubuh bayi pada aksila, adalah sebagai berikut (Lestari, 2010, p.3):
1) Gunakan termometer yang dapat mengukur suhu sampai 32oC
2) Menggunakan termometer yang bersih
3) Mengupayakan bayi tetap hangat selama pengukuran dilaksanakan dengan menyelimuti bayi dan meletakkannya diatas permukaan yang hangat
4) Meletakkan bayi dalam posisi terlentang
5) Turunkan suhu termometer sebelum digunakan, sampai angka di bawah 35oC
6) Meletakkam ujung termometer pada apeks aksila (ketiak) dan rapatkan lengan ke badan bayi atau silangkan lengan didepan dada selama minimal 3 menit, atau pada anus bayi dan ukur selama 1menit
7) Melepaskan termometer dan mambaca hasil suhu
8) Setelah selesai basuh termometer menggunakan air klorin 0,5%, air sabun, kemudian ke air bersih dan lap menggunakan kain bersih.
SELAMAT BELAJAR DAN MENGAMALKANNYA ...
0 komentar:
Posting Komentar