This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 27 Februari 2020

Strategi Promosi Kesehatan

DZUL ISTIQOMAH HASYIM, S.ST., M.KES

Berdasarkan rumusan WHO (1994), strategi promosi kesehatan secara global ini terdiri dari 3 hal yaitu :

1. Advokasi
Advokasi adalah kegiatan untuk meyakinkan orang lain agar orang lain tersebut membantu atau mendukung terhadap apa yang diinginkan. Dalam konteks promosi kesehatan, advokasi adalah pendekatan kepada para pembuat keputusan atau penentu kebijakan di berbagai sektor, dan di berbagai tingkat, sehingga para pejabat tersebut mau mendukung program kesehatan yang kita inginkan. 
Dukungan dari para pejabat pembuat keputusan tersebut dapat berupa kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan dalam bentuk undang-undang, peraturan pemerintah, surat keputusan, surat instruksi, dan sebagainya.
Kegiatan advokasi ini ada bermacam-macam bentuk, baik secara formal maupun informal. Secara formal misalnya, penyajian atau presentasi dan seminar tentang issu atau usulan program yang ingin dimintakan dukungan dari para pejabat yang terkait. Kegiatan advokasi informal misalnya bertemu pejabat yang relevan dengan program yang diusulkan, untuk secara informal minta dukungan, baik dalam bentuk kebijakan, atau mungkin dalam bentuk dana atau fasilitas lain.


2. Dukungan Sosial
Dukungan Sosial adalah kegiatan untuk mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat, baik tokoh masyarakat formal maupun informal. Tujuan kegiatan ini adalah agar para tokoh masyarakat adalah sebagai jembatan antara pelaksana program kesehatan dengan masyarakat atau penerima program kesehatan.
Dengan kegiatan mencari dukungan sosial melalui tokoh masyarakat pada dasarnya adalah mensosialisasikan program-program kesehatan, agar masyarakat mau menerima dan mau berpartisipasi terhadap program kesehatan tersebut.


3. Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment)
Pemberdayaan adalah strategi promosi kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat langsung. Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah mewujudkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Bentuk kegiatan pemberdayaan ini dapat diwujudkan dengan berbagai kegiatan, antara lain : penyuluhan kesehatan, pelatihan masyarakat, dan pelatihan peningkatan pendapatan keluarga. Dengan meningkatnya kemampuan ekonomi keluarga maka akan berdampak terhadap kemampuan dalam pemeliharaan kesehatan mereka.

Sumber :
Soekidjo Notoatmodjo, 2005, Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi, PT. Rineka Cipta, Jakarta

Senin, 24 Februari 2020

Definisi Perilaku Sehat Sakit Masyarakat

DOMAIN PERILAKU SEHAT

Menurut Benyamin Bloom, perilaku manusia dapat dibagi ke dalam 3 domain :
¡Cognitive Domain (Ranah Kognitif)
¡Affective Domain (Ranah Afektif)
¡Psychomotor Domain (Ranah Psikomotor)
Pengukuran domain perilaku:
¡Cognitive domain diukur dari knowledge (pengetahuan)
¡Affective domain diukur dari attitude (sikap)
¡Psychomotor domain diukur dari psikomotor/praktis (keterampilan)

Setiap individu memiliki perilakunya sendiri yang berbeda dengan
individu lain, termasuk pada kembar identik sekalipun. Perilaku tidak
selalu mengikuti urutan tertentu sehingga terbentuknya perilaku positif
tidak selalu dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap positif. Green (1980)
mengklasifikasikan beberapa faktor penyebab sebuah tindakan atau perilaku :

a. Faktor pendorong (predisposing factor) 
Faktor predisposing merupakan faktor yang menjadi dasar motivasi atau niat seseorang
melakukan sesuatu. Faktor pendorong meliputi pengetahuan, sikap, kepercayaan,
keyakinan, nilai dan persepsi, tradisi, dan unsure lain yang terdapat dalam diri
individu maupun masyarakat yang berkaitan dengan kesehatan (Heri, 2009). 

b. Faktor pemungkin (enabling factor)
Faktor enabling merupakan faktor-faktor yang memungkinkan atau 
yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Faktor pemungkin meliputi
sarana dan prasarana atau fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan. Untuk berperilaku sehat, masyarakat memerlukan sarana
dan prasarana pendukung, misalnya perilaku Pemeriksaan Payudara
Sendiri (SADARI), perempuan yang ingin mendapatkan informasi
harus lebih aktif dalam mencari informasi melalui pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, posyandu, dokter atau bidan praktik,
dan juga mencari informasi melalui media massa seperti media
internet, media cetak, media elektronik, dan  media sosial. 

c. Faktor pendorong atau pendorong (reinforcing factor)
Faktor reinforcing merupakan faktor-faktor yang mendorong atau 
memperkuat terjadinya perilaku seseorang yang dikarenakan adanya
sikap suami, orang tua, tokoh masyarakat atau petugas kesehatan.  


Penjelasan power point dapat di download di link 

Rabu, 19 Februari 2020

KEGAWATDARURATAN NEONATUS

DZUL ISTIQOMAH HASYIM




BBLR
Hipotermi
Hipoglikemia
Ikterus
Masalah Pemberian Air Minum
Asfiksia BBL
Gangguan Nafas pada BBL
Kejang pada BBL
Infeksi Neonatal
Rujukan dan Transportasi BBL
Perdarahan
Syok/renjatan

Penjelasan bisa dilihat pada power point di link https://drive.google.com/file/d/1kYesaZPPaRc22vO3pTtE7jqaSGAnnWTK/view?usp=sharing

Deteksi dini komplikasi pada masa nifas dan penanganannya

DZUL ISTIQOMAH HASYIM, S.ST., M.KES



1.Perdarahan Pervaginaam
2.Infeksi masa nifas
3.Sakit kepala, nyeri epigastrik, penglihatan kabur
4.Pembengkakan diwajah dan ekstremitas
5.Demam Muntah rasa sakit waktu berkemih
6.Payudara menjadi merah, panas dan atau terasa sakit
7.Kehilangan nafsu makan dalam waktu yang lama
8.Rasa sakit, merah, lunak dan/atau pembengkakan dikaki
9.Merasa sedih atau tidak mampu mengasuh bayinya dan diri sendiri

Penjelasan lebih lanjut dapat di baca pada power point berikut

https://drive.google.com/file/d/1ztbBukQ2F5W2KCJtiY6A6UVPkjO2Bxo2/view?usp=sharing

Selasa, 18 Februari 2020

Lima Tahap Pencegahan Penyakit dalam Promosi Kesehatan Masyarakat

DZUL ISTIQOMAH HASYIM, S.ST., M.KES






Sesuai international standard yang dibuat oleh Leavel dan Clark, ada lima tahap pencegahan penyakit dalam mewujudkan kesehatan masyarakat.
Pertama disebut Health Promotion atau promosi kesehatan. Promosi kesehatan ini berisi ajakan untuk hidup sehat. Contohnya menyanyikan lagu “bangun tidur ku terus mandi”, mengajak orang-orang desa agar mandi memakai sabun, mengajak anak-anak untuk gosok gigi sebelum tidur, mengajak orang untuk tidak merokok, mengajak orang untuk membuang sampah sembarangan, mengajak orang untuk memakai helm atau masker saat berkendaraan, dll. 
Kedua Health Prevention and Health protection atau pencegahan kesehatan dan perlindungan kesehatan. Tahap ini merupakan penerapan dari praktek hidup sehat. Contohnya penyemprotan got untuk membunuh nyamuk malaria, mandi pakai sabun, pakai masker dan helm saat berkendaraan, tidak merokok, dll
Ketiga yaitu Medical Curration (early diagnose + prompt treathment) atau Pengobatan (deteksi dini + pengobatan cepat tepat). Tahap ini adalah penanganan jika telah ditemukan penyakit atau indikasi penyakit. Contohnya adalah Check up ke rumah sakit, pergi ke dokter, pergi ke puskesmas, dll
Keempat adalah Disability Limitation atau pembatasan kecacatan. Tahap ini untuk membatasi cacat atau penyakit yang sudah terlanjur menyerang atau menjangkiti seseorang. Contohnya kontrol ke rumah sakit, dokter mengunjungi pasien untuk menanyakan atau memeriksa keadaan pasien pasca pengobatan, dll
terakhir yaitu Health Rehabilitation atau pemulihan kembali. Tujuan dari rehabilitasi ini adalah untuk mengajari pasien kembali ke masyarakat. Contohnya Rehabilitasi pecandu narkoba, rehabilitasi penderita kusta, rehabilitasi penderita PEKAT (penyakit masyarakat), dll

Senin, 17 Februari 2020

KEGAWATDARUTAN PADA IBU BERSALIN

PENYULIT DAN KOMPLIKASI KALA I

1.Riwayat SC
2.Perdarahan per vaginam
3.Persalinan kurang bulan (<37 minggu)
4.Ketuban pecah disertai mekonium kental
5.Ketuban pecah lama (>24 jam)
6.Ketuban pecah dini (<37minggu)
7.Ikterus
8.Anemia berat
9.Tanda/ gejala infeksi
10.PE/ Hipertensi dalam kehamilan
11.TFU > 40 cm
12.Gawat janin
13.Primipara dalam fase aktif kala 1 persalinan dan kepala janin masih 5/5
14.Presentasi bukan belakang kepala
15.Presentasi majemuk (ganda)
16.Kehamilam ganda (gemelli)
17.Tali pusat menumbung
18.Syok
19.Penyakit2 yg menyertai

PENYULIT DAN KOMPLIKASI KALA II
1. DISTOSHIA BAHU
2. LETAK LINTANG
3. LETAK SUNSANG
4. EMBOLI AIR KETUBAN
5. PERDARAHAN

PENYULIT DAN KOMPILKASI KALA III DAN KALA IV
1. ATONIA UTERI
2. RETENSIO PLASENTA
3. EMBOLI AIR KETUBAN
4. ROBEKAN JALAN LAHIR


Penjelasan dapat dilihat pada power point dibawah ini

Minggu, 16 Februari 2020

Contoh Analisis Masalah dan Perilaku Kesehatan




I.        Analisa Masalah Kesehatan dan Perilaku

A.    Analisa masalah kesehatan
1.     Kurangnya kesadaran akan dampak negatif dari perilaku jajan berlebihan dan tidak sehat
2.     Tingginya tingkat morbiditas akibat perilaku jajan berlebihan dan  tidak sehat
3.     Kurangnya pengetahuan tentang pemilihan jajanan yang sehat

B.    Analisa masalah perilaku
a.      Banyak orang tua yang belum menyadari bahaya jajanan yang tidak sehat dan berlebihan
b.     Banyak ditemukannya angka kejadian kurang gizi pada anak dengan perilaku jajan yang tidak sehat
c.      Meningkatnya kejadian diare dan muntaber
d.     Banyak kebutuhan primer yang tidak terpenuhi karena alokasi dana yang tidak tepat ke jajanan

1.     Analisa faktor-faktor yang melatar belakangi perilaku sekarang
a.      Kurangnya pengetahuan dan pendidikan  mengenai dampak negative dari perilaku jajan  yang tidak sehat dan berlebihan
b.     Kebiasaan jajan diluar yang sudah menjadi tradisi baik dikeluarga maupun dilingkungan
c.      Menjamurnya warung dan pedagang keliling
d.     Akses yang mudah untuk mencapai warung  dan pedagang keliling
e.      Perilaku orang tua ya memberikan yang selalu memanjakan anak dan selalu memberikan uang ketika anak meminta
f.      Maraknya iklan tv tentang makanan atau mainan membuat anak terdorong untuk jajan diluar
g.     Terdorong karena melihat teman yang jajan diluar


2.     Perilaku yang diharapkan
a.      Ibu dapat lebih memperhatikan setiap jajanan yang anaknya beli dan lebih tegas dalam mendidik anak
b.     Anak-anak menjadi lebih hemat bahkan dapat belajar menabung
c.      Angka morbiditas pada anak akibat jajan berlebihan dapat ditekan
d.     Ibu dapat lebih mengatur keuangan rumah tangga yang baik
e.      Ibu dapat memberikan makanan yang bergizi dengan cara membawakan bekal dan memasak makanan yang variatif dan dengan bentuk yang menarik

II.      Sasaran
1.     Sasaran primer: Ibu- ibu di Tanjung Pasir
2.     Sasaran sekunder:
-        Ibu-ibu keluarga binaan di Tanjung Pasir
III.    Tujuan
1.     Tujuan umum:
Tujuan umum kegiatan penyuluhan ini adalah upaya untuk memberitahu untuk lebih memerhatikan masalah dampak- dampak negatif yang bisa terjadi akibat perilaku jajan berlebihan pada anak.
2.     Tujuan khusus:
-        Ibu-ibu dapat lebih tegas terhadap anak masalah perilaku jajan anak
-        Angka morbiditas akibat jajan di luar dapat ditekan
-        Ibu dapat lebih memberikan makanan yang lebih bergizi



IV.    Strategi Umum
1.     Advocacy
a.      Pendekatan kepada kepala puskesmas
b.     Pendekatan kepada ketua RT dan ketua RW
c.      Pendekatan kepada tokoh masyarakat

2.     Dukungan lingkungan
a.      Adanya kerjasama seluruh pihak untuk menyediakan tempat jajanan yang sehat
b.     Diadakannya penyuluhan atau pelatihan tentang cara mengelola keuangan rumah tangga secara bijak

3.     Pemberdayaan
a.      Peran serta masyarakat dalam upaya meningkatkan perilaku kesehatan

4.     Pendekatan dalan pemberdayaan / social support
a.      RDD ( research development dissemination)
Mengkaji masalah dan perilaku yang berkaitan dengan masalah dampak negatif dari jajan berlebihan dan tidak sehat
b.     Problem solving
       Masyarakat dilibatkan dalam proses pemecahan masalah
b.     Social interaction
            Memberdayakan petugas kesehatan dan para ibu-ibu untuk mengintervensi masalah jajan berlebihan dan tidak sehat pada anak.




V.      Pesan Pokok
·         Cara memilih jajanan yang baik dan sehat
-     Meminta anak memperhatikan bentuk makanan. Hindari makanan dengan warna mencolok, menggunakan penyedap rasa dan pemanis buatan.
-     Ingatkan anak untuk memperhatikan label atau kotak kemasan
-     Rayu anak agar tidak jajan di sekolah, lebih baik bawakan bekal dari rumah
-     Ajarkan anak pilih makanan yang bersih. Minta untuk melihat situasi sekitar, apakah banyak serangga yang hinggap dimakanan.
-     Pilih lokasi jajan yang bersih
·         Berbagai macam dampak negatif yang timbul dari perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan
-                                                 Resiko penyakit cacingan, muntaber, batuk pilek
-                                                 Asupan gizi yang tidak seimbang
-                                                 Pemborosan


I.        Metode dan Saluran Komunikasi

1.     Tipe saluran komunikasi yang digunakan
Dalam penyuluhan yang kami selenggarakan pada tanggal 27 Juli  2013 tentang dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat, kami menggunakan komunikasi secara interpersonal dengan jumlah peserta sebanyak 20 orang. Kami menjelaskan dengan menggunakan poster yang berisi materi penyuluhan. Media penyampaian informasi yang digunakan dalam penyuluhan ini antara lain:
-        Poster
II.       Menetapkan Kegiatan Operasional

1.     Nama kegiatan     
Nama kegiatan penyuluhan ini adalah “dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat”.
2.     Tujuan
   Tujuan Umum:
Tujuan umum kegiatan penyuluhan ini adalah memberitahu untuk lebih memerhatikan masalah dampak negatif yang bisa terjadi akibat perilaku jajan berlebihan pada anak.
     Tujuan Khusus:
-        Ibu-ibu dapat lebih tegas terhadap anak masalah perilaku jajan anak
-        Angka morbiditas akibat jajan di luar dapat ditekan
-        Ibu dapat lebih memberikan makanan yang lebih bergizi

3.     Konsep acara
         Persiapan
1.     Menghubungi pihak Dompet Dhuafa untuk menentukan waktu dan tempat pelaksanaan Acara dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat
2.    Menghubungi Ketua RW dan RT setempat untuk meminta izin meyelenggarakan penyuluhan tentang dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat
3.      Mempersiapkan konsep acara dan media yang akan digunakan.
4.      Mempersiapkan alat dan bahan penyuluhan.
         Pelaksanaan
1.    Dilaksanakan pada tanggal 27 Juli 2013 pukul 10.00 WIB di Desa Tanjung Pasir RT 04 RW 03
2.     Ibu – ibu dikumpulkan di balai desa
 3.   Teknik pelaksanaan acara dilaksanakan secara bersama-sama dengan pihak Dompet Dhuafa dan ketua RT dan RW serta staffnya
4.    Acara Penyuluhan ‘Dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat dilaksanakan menggunakan media informasi (poster )
5.      Acara berakhir pada pukul 12.00 WIB.
4.     Waktu dan Tempat
Acara dilaksanakan pada tanggal  27 Juli 2013 di Balai desa Tanjung Pasir Kecamatan Teluk Naga dan dimulai pada pukul 10.00 WIB.
  1. Susunan kepanitiaan
PJ Kegiatan                : Dimas R                               
Acara                         : Rezky Endah Puteri
                                                Puspita Pramessari
                                                Paradina Wulandari
Humas                       : Reyhan Ahmad A
                                                Praptiningsih
III.    Menetapkan Pemantauan & Penilaian
A.    Pemantauan (Monitoring)
1.     Hal yang dipantau
a.      Pesan atau bahan penyuluhan yang digunakan berupa cetakan poster. Adapun  pesan yang disampaikan meliputi dampak negatif perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan serta cara memilih jajanan yang sehat
b.     Input penyuluhan
Adapun dalam menentukan input suatu penyuluhan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi yang diantaranya man, money, material, method.
1.   Man
Ibu-ibu desa Tanjung Pasir
2.   Money
-      Kurangnya manajemen keuangan rumah tangga yang baik dan bijak
-      Kurang ditanamkannya perilaku menabung
3.   Material
-  Tidak dibiasakannya membawa bekal dari rumah
- Karena makanan dirumah kurang bervariasi
c. Hasil penyuluhan
Adapun hasil penyuluhan yang diharapkan Ibu dapat lebih memperhatikan setiap jajanan yang anaknya beli dan lebih tegas dalam mendidik anak. Ibu juga diharapkan dapat mengerti dampak negative dari perilaku jajan tidak sehat dan berlebihan  sehingga jika ibu sudah memahami arti penting kesehatan, dapat terjadi perubahan perilaku. Hasil ini diamati secara berkala apakah terdapat perubahan perilaku anak-anak terhadap perilaku jajan berlebihan dan tidak sehat. Jika pesan yang disampaikan sebelumnya tidak berhasil mengubah perilaku anak-anak maka akan dilakukan   revisi pesan, bahan dan  strategi penyuluhan bila perlu.
2.     Indikator  yang dipantau
·       Anak-anak dari ibu-ibu peserta penyuluhan
·       Prosedur  pengorganisasian  kegiatan-kegiatan  penyuluhan
Target pencapaian kegiatan
3.     Cara memantau
-        Observasi
Dimana setelah dilakukan penyuluhan akan dilakukan pemantauan secara berkala 1 kali seminggu untuk mengetahui apakah sudah terjadi perubahan perilaku anak-anak terhadap cara memilih jajanan yang sehat serta telah  apakah telah berkurangnya perilaku jajan berlebihan anak.
4.     Orang yang memantau
a.      Yang bertanggungjawab
Orang yang bertanggungjawab terhadap penyuluhan adalah ketua kelompok dari tim penyuluhan
b.     Yang melaksanakan
Orang-orang yang melaksanakan penyuluhan yaitu kelompok 1 yang sedang menjalani kepaniteraan kedokteran komunitas di desa tanjung pasir yang berjumlah 6 orang.
5.     Waktu diadakan pemantauan
Pemantauan dilakukan setiap 1 kali seminggu secara berkala selama 6 bulan. Kemudian dilihat respon dari masyarakat apakah sudah memahami dampak negative jajanan yang tidak sehat dan berlebihan serta telah dapat memilih jajanan yang sehat dan juga apakah sudah terdapat perubahan perilaku pada anak-anak dari ibu-ibu yang disuluh
B.    Penilaian
1.     Evaluasi input
-        Mengajak ibu-ibu dari anak-anak tersebut untuk hadir dalam penyuluhan
-        Menambah tenaga kesehatan yang bisa langsung turun ke lapangan memantau kebiasaan jajan anak
-        Mengajarkan cara memilih jajanan yang sehat
-        Mengajukan kuisioner yang menyangkut pengetahuan ibu tentah tema yang disuluh
2.     Evaluasi proses
Menilai prosedur penyuluhan atau penyampaian pesan kepada ibu-ibu sehingga pesan tersebut dapat di mengerti oleh ibu tersebut
3.     Evaluasi hasil
Menilai apakah pesan yang disampaikan bisa berpengaruh terhadap ibu serta anak-anaknya yang mencakup perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku.
4.     Evaluasi dampak
Dampak dari sebuah perilaku dapat diketahui setelah 1-2 tahun berjalannya program yang
telah dilaksanakan. Dampak ini dapat berupa angka morbiditas yang menurun dan
meningkatnya perekonomian di daerah yang dilakukan penyuluhan.